Rabu, 28 November 2012

Pita Merah sebagai Pelukan untuk Mereka


Bicara soal HIV dan AIDS itu memang tidak mudah. Rasanya tiba-tiba saja otak saya dihujami ribuan sudut pandang, banyak sekali. Mulai dari virus hiv itu sendiri, hingga akhirnya menjadi aids, sampai ke terapi-terapi yang dibutuhkan para pengidapnya.

Tapi saat berbicara soal ODHA (orang dengan hiv/aids) itu soal lain, hanya ada satu kalimat  yang dapat saya tangkap, saya ingin membantu mereka sebanyak yang saya bisa. Banyak orang yang berkata bahwa mereka kasihan pada odha. Tapi menurut saya kata 'kasihan' itu kurang tepat, menurut saya kata itu bukanlah kata yang ingin didengar para odha, saya rasa mereka sudah bosan dikasihani, mereka butuh lebih dari sekedar rasa belas kasih dari kita, mereka butuh tindakan nyata untuk membantu mereka.

Hmm. Mungkin sebelumnya ada baiknya saya menjelaskan sedikit perihal hiv dan aids ini, banyak orang awam berpikiran bahwa hiv itu sama dengan aids, tapi nyatanya tidak.

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia (imun), dan sebagaimana kita ketahui bahwa sistem imunitas kita terletak di sel darah putih. Virus HIV adalah virus yang sangat lamban, untuk menguasai sistem imun kita saja ia memerlukan waktu 5-10 tahun. pada masa-masa 5-10 tahun itu orang yang terinveksi HIV akan terlihat seperti manusia normal.

saya sedikit memberikan analogi betapa bahayanya jika sistem imunitas kita rusak.
anda pernah terserang flu? tentu saja bukan? saat kita terserang flu, tanpa minum obatpun orang yang normal akan sembuh dengan sendirinya, bukan begitu? saat inilah imunitas kita bekerja, ia bekerja untuk melindungi tubuh kita dari virus dan bakteri, bahkan tanpa dibantu oleh obat sekalipun.
lalu bagaimana jika sistem imun kita rusak? saat sistem imun kita rusak, tubuh tidak memiliki tameng untuk melawan virus dan bakteri, akibatnya kita akan dengan mudah terinfeksi berbagai macam penyakit. Bahkan obat tidak akan mampu mengusir virus dan bakteri secara efektif tanpa bantuan dari imun.

Lalu bagaimanakah dampaknya? Setelah imunitas tubuh kita runtuh, berbagai penyakit seperti menemukan jalan tol untuk masuk ke tubuh kita, mereka bersarang disana dan menjadi penyakit menahun. Kumpulan dari penyakit-penyakit akibat runtuhnya sistem kekebalan tubuh inilah yang kemudian disebut dengan AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome). Saat seorang odha sudah memasuki tahap AIDS, saat inilah kebanyakan dari mereka baru menyadari bahwa mereka terinveksi HIV 5-10 tahun yang lalu. tubuh para penderita AIDS akan melemah seiring berjalannya waktu karena digerogoti oleh penyakit penyakit yang tidak penting (bagi orang normal) seperti flu, batuk, diare, sariawan, penyakit kulit dan lain sebagainya. penyakit-penyakit yang notabene sangat mudah kita lawan saat kita sehat. 

Bagaimanakah penularannya? pada konsepnya virus HIV bersemayam di tiga cairan tubuh manusia, ketiga cairan tersebut adalah darah, cairan kelamin (bukan sperma dan ovum tapi cairan bening hasil sekresi hormon) dan yang terakhir adalah air susu ibu. jadi, yang memungkinkan penularan hiv adalah kontak langsung dengan ketiga cairan tersebut sehingga cairan tubuh si penderita dapat masuk ke tubuh kita. misalnya, berhubungan seks, menggunakan jarum suntik secara bergantian, transfusi darah dan proses persalinan.
Dari paparan diatas sudah jelas bukan jika hubungan sosial tidak menularkan hiv? berjabat tangan, berpelukan, bahkan makan bersama odha tidak beresiko menularkan hiv. lalu, mengapa penderita hiv harus dikucilkan?

itu tadi sekilas tentang hiv dan aids dipandang dari sudut medis, miris bukan? tapi menurut saya lebih miris lagi saat hiv dan aids dipandang dari sudut sosial.

Memang sudah menjadi watak masyarakat kita suka menghakimi secara sepihak. banyak diantara masyarakat kita yang justru menyulut api ditengah maraknya stigma dan diskriminasi pada odha. Kata-kata seperti 'sudah sepantasnya ia menderita' atau 'itu memang penyakit kutukan dari Tuhan' sering kali terdengar..
jahat sekali menurut saya, bukankah sebagai sesama manusia kita tidak berhak menilai seseorang di mata Tuhan? masalah kutukan atau bukan, biarlah Tuhan saja yang menilai, kita tidak berhak, memang kita sudah sesempurna apa sampai berani berkata demikian? lalu bagaimana dengan kasus bayi yang baru lahir tetapi sudah terjangkit hiv? apakah ia juga mendapat kutukan? bayangkan saja bayi yang masih suci dan tidak tahu apa-apa tiba2 dilabeli bahwa ia mendapat kutukan, terlepas dari tidak rasional, hal itu juga tidak adil.



Sering kali saya membaca berita tentang odha yang diusir dan rumahnya dibakar, bahkan odha yang sudah meninggal dibakar alih-alih dikuburkan. itu sama sekali tidak manusiawi kawan, bagaimanapun odha juga manusia, dia bagian dari kita.
Bayangkan saja saat kita berjalan dan tiba-tiba tersandung batu, kita jatuh dan terluka, tapi pada saat itu orang-orang terdekat kita justru memandang kita dengan jijik dan sama sekali tidak mau menolong, bayangkan anda di posisi itu kawan, bukankah kalian ingin berteriak "ada apa dengan kalian??" pada mereka yang memandangimu dengan jijik. Bukankah sakit hati yang kita rasakan akan jauuhh lebih perih daripada sakit luka itu sendiri?

Perlu kita tanamkan dalam-dalam, tidak ada satupun manusia di dunia ini yang ingin terinveksi hiv, odha juga demikian, jika saja ada jalan lain untuk dipilih saya yakin mereka tidak ingin menjadi sarang dari virus mematikan itu. mereka tidak memilih untuk menjadi odha, mereka hanya orang-orang yang kebetulan dipilih oleh tuhan untuk mendapat cobaan, alangkah baiknya jika kita bersama menolong mereka, membimbing mereka agar mereka dapat berdiri kembali dan menjalani hidup. Tunjukkan kepedulian kita kawan, ulurkan tanganmu dan gandeng mereka, tunjukkan pada mereka bahwa dunia masih indah. 

Tentu anda tahu simbol dari hiv, pita merah yang dibentuk simpul sederhana. Sekarang rentangkan kedua tanganmu dan bentuk kedua tanganmu seperti simbol pita merah hiv, rasakan, tidakkah kalian merasa memeluk mereka kawan? memeluk mereka yang diasingkan kehidupan, teruslah peluk mereka, biarkan mereka menangis dipundakmu, biarkan mereka menumpahkan kejinya kehidupan kepadamu. bantu mereka menghilangkan stigma pada diri mereka sendiri. saya yakin mereka tidak akan menularkan virusnya pada orang-orang yang peduli pada mereka.



Ada baiknya kita mulai mengeser sudut pandang, sudut pandang bahwa mereka yang terinfeksi hiv adalah orang-orang yang kotor. belum tentu!  HIV dapat menyerang siapa saja, tidak memandang latar belakang, suku, agama, ras, atau apapun. karna itu marilah kita berhenti memberi label buruk pada para pengidap AIDS. mereka sudah cukup menderita karena penyakitnya, jangan semakin kita siksa dengan mendiskriminasi mereka.

"HIV dan AIDS itu hanyalah masalah kesehatan kawan, bukan masalah moral.."

ditulis untuk mengikuti #kontesOBS yang dilaksanakan oleh www.odhaberhaksehat.org @ODHAberhaksehat
oleh :
Permata Putri Ismah A. 
29 November 2012




13 komentar:

  1. LIKE mbak... Jauhi virusnya Bukan orangnya! ;)

    BalasHapus
  2. Nice post,
    saya jadi tahu bedanya HIV sma AIDS,

    saya juga percaya, dukungan moral pasti sangat membantu mereka.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih, kalau ada yang kurang jelas boleh ditanyakan juga, siapa tahu ulasan saya diatas terlalu berbelit belit :)

      yah, seharusnya demikian tapi sayang tidak banyak orang yang menyadarinya

      Hapus
  3. "Tidak ada orang yg memilih untuk menjadi ODHA. Tetapi mereka dipilih oleh Tuhan untuk dicoba. "
    Nice artikel. :)

    BalasHapus
  4. Bagus put. kamu bikin aku ngerti kalau odha nggak ngeri. Btw, caranya tau kalau kita mengidap HIV gimana? masa harus nunggu 5-10 tahun ke depan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha makasi rum. cara satu2nya ya cuman tes, ada tes namanya VCT/HCT, gratis biasanya kalau di RSUD, nanti bakal diambil sampel darah buat di tes, darisitu baru bisa tau :o

      Hapus
  5. cara penyajiannya lepas banget, untung ada batas maks kata ya hehe
    btw HIV n AIDS memang masalah kesehatan, artinya yg perlu dipikirkan adalah bagaimana cara mencegah dan menyembuhkannya,atau minimal memberikan dukungan moral kepada si penderita :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha lepas bagaimana ya maksudnya? kalau soal batas maksimal, ini belum sampai batas kok hehehe,,
      yaaa seharusnya memang begitu, tapi sayang tidak banyak yang berpikir sperti kita :)

      Hapus